SEJARAH PERKEMBANGAN DAKWAH DARI MASA KE MASA

 SEJARAH DAKWAH DARI MASA KE MASA

A. Sejarah dakwah pada masa rasulullah

Dakwah nabi muhammad saw dapat dibagi menjadi dua periode penting diantaranya periode makkah dan periode madinah, periode makkah selama 13 tahun periode madinah selama 10 tahun.

1. Fase Makkah 

Turunnya wahyu pertama pada tahun 610 menjadi tanda dimulainya peradaban Islam di Makkah. Yaitu Ketika Rasulullah berdiam di gua hirak yang ia datangi berkali-kali. wahyu pertama tersebut ialah surat al alaq ayat 1-5. Khadijah (istrinya) adalah orang pertama yang mendengar kenabian dan mempercayainya, yang dapat dikatakan langsung memeluk Islam sekembali muhammad dari gua. Adapun peradaban Islam pada fase makkah dibedakan menjadi tiga yaitu; dakwah sirriyah (sembunyi sembunyi), dakwah terang-terangan, dan dakwah diluar Makkah.

  Setelah tiga tahun Rasulullah melakukan dakwah sembunyi-sembunyi, turunlah surat Al-Hijjr: 94 sebagai perintah kepada Rasulullah untuk menyampaikan (berdakwah) secara terang-terangan. Ajakan ini menimbulkan reaksi penentangan dari kaum Quraisy terhadap Rasulullah, meskipun demikian jumlah pengikut Rasulullah makin hari makin bertambah. Mereka terutama terdiri atas kaum wanita, kaum budak, atau bekas budak, pekerja dan lain-lain. Akan tetapi banyak dari pengikut beliau yang mendapatkan penyiksaan dari kaum kafir Quraisy, khusunya para sahabat yang lemah seperti, dari kalangan orang miskin dan para budak. Ajakan terang-terangan ini berlangsung dari tahun keempat kenabian hingga akhir tahun kesepuluh kenabian.

2. Fase Madinah 

Setelah tiga belas tahun Rasulullah berdakwah di Makkah, maka kemudian beliau hijrah ke Madinah. Di Madinah kaun Muslim tidak lagi tertindas dan terpinggirkan. Di sini kaum Muslim akan mengubah Madinah menjadi suatu peradaban yang maju dengan serangkaian tatanan politik, social, dan ekonomi Rasulullah yang menginspirasi. Pada periode ini, pengembangan Islam ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Seperti pembangunan Masjid Nabawi yang menjadi langakah awal mengubah kota Yatsrib menjadi Madinah (kota) Rasul. Eksistensi Islam di Madinah dilambangkan dengan Masjid Nabawi ini, sebab selain sebagai tempat beribadah masjid ini digunakan sebagai tempat sarana belajar dan mengajar. Selain itu juga terdapat kuttab (sekolah anak-anak) sebagai sarana belajar mengajar membaca dan menulis.

B. Sejarah dakwah pada masa Khulafaur Rasyidin

Dalam Al-Qur'an, manusia secara umum merupakan khalifah Allah di muka bumi untuk merawat dan memberdayakan bumi beserta isinya. Sedangkan khalifah secara khusus maksudnya adalah pengganti Nabi Muhammad saw sebagai Imam umatnya, dan secara kondisional juga menggantikannya sebagai penguasa sebuah edentitas kedaulatan Islam (negara). Sebagaimana diketahui bahwa Muhammad saw selain sebagai Nabi dan Rasul juga sebagai Imam, Penguasa, Panglima Perang, dan lain sebagainya.

  Adapun yang dimaksud dengan Khulafaur Rasyidin adalah para pemimpin pengganti Rasulullah dalam mengatur kehidupan umat manusia yang adil, bijaksana, cerdik, selalu melaksanakan tugas dengan benar dan selalu mendapat petunjuk dari Allah. Tugas Khulafaur Rasyidin adalah menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam mengatur kehidupan kaum muslimin. Jika tugas Rasulullah terdiri dari dua hal yaitu tugas kenabian dan tugas kenegaraan. Maka Khulafaur Rasyidin bertugas menggantikan kepemimpinan Rasulullah dalam masalah kenegaraan yaitu sebagai kepala Negara atau kepala pemerintahan dan pemimpin agama

 Pada masa khulafaur rasyidin terhitung selama 30 tahun, yang terdiri dari empat khalifah, dalam hal ini sebagaimana berikut: 

1. Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq (11-13 H / 632-634 M) 

Namanya ialah Abdullah ibn Abi Quhaifah Attamini. Di zaman pra islam bernama Abdullah ibnu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama. Julukannya Abu Bakar (bapak Pemagi) karena dari pagi-pagi betul memeluk agama islam, gelarnya ash-Shiddiq karena ia selalu membenarkan Nabi dalam berbagai peristiwa, terutama Isra’ Mi’raj. Jadi nabi Muhammad sering kali menunjukkannya untuk mendampinginya di saat penting atau jika berhalangan, dan Rasul tersebut mempercayainya sebagai pengganti untuk menangani tugas-tugas keagamaan. 

Pada masa jahiliah. Abu Bakar dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia dan pandai bergaul. la tidak meminum khamar dan memiliki ilmu tentang mashab orang Arab. Setelah Islam datang, Abu Bakar termasuk ke dalam golongan orang- orang yang pertama masuk islam. la memiliki andil besar bagi perkembangan Islam. Banyak sahabat besar masuk Islam karenanya, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah. Abu Bakar memiliki banyak keutamaan. Itu sebabnya tidak mengherankan kalau Rasulullah mengabarkan bahwa Abu Bakar adalah salah seorang penghuni surga.

  Ketika nabi Muhammad wafat, nabi tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut pada kaum muslimin sendiri  untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat dan jenazahnya belum dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan anshar berkumpul di  balai kota bani Sa’idah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. 

  Musyawarah cukup alot karena masing-masing pihak, baik muhajirin maupun anshar, sama sama merasa berhak menjadi pemimpin umat islam. Namun dengan semangat ukhuwah islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar yang tinggi mendapat penghargaan yang tinggi dari umat islam, sehingga masingmasing pihak menerima dan membaiatnya.

  Masa awal pemerintahan Abu Bakar banyak di guncang oleh pemberontakan orang- orang murtad yang mengaku-ngaku menjadi Nabi dan enggan membayar zakat, karena hal inilah khalifah lebih memusatkan perhatiannya memerangi para pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk memerangi para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para khufadhil quran yang mati syahid kemudian karena khawatir hilangnya Al-Quran sayyidina Umar mengusulkan pada khalifah untuk membukukan al-quran, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutus lah Zaid Bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan alquran, pola pendidikan khalifah Abu Bakar masih seperti Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. 

  Abu bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Selain menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam tubuh umat islam, Abu Bakar juga mengembangkan wilayah ke luar arab.


2. Khalifah Umar Ibnu al-Khathab (13-23 H / 634-644 M)

  Sewaktu masih terbaring sakit, khalifah Abu Bakar secara diam-diam melakukan tinjauan pendapat terhadap tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan sahabat mengenai pribadi yang layak untuk menggantikannya. Pilihan beliau jatuh pada Umar ibn Khathab. Khalifah kedua itu dinobatkan sebagai khalifah pertama yang sekaligus memangku jabatan panglima tertinggi pasukan islam, dengan gelar khusus amir al-mukminin (panglima orang-orang beriman).

  Pada masa umar bin Khattab, kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa umar bin Khattab meliputi Semenanjung Arabiah, Palestina, Syria, Irak, Persia dan Mesir. 

  Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Khattab wafat, Beliau ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah, budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Nabi saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

3. Khalifah Ustman ibn Affan (23-35 H / 644-656 M)

Nama lengkapnya ialah Ustman ibn Affan ibn abdil Ash ibn Umayyah dari pihak Quraisy. Ia memeluk islam lantaran ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Melalui persaingan ketat dengan ali, tim formatur yang dibentuk oleh Umar ibn Khaththab akhirnya member mandate kekhalifahan kepada Ustman ibn Affan. Masa pemerintahannya adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman al-Khulafa’ arRasyidin yaitu 12 tahun.

  Tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya menjadi saat yang baik dan sukses bagi beliau. Para pencatat sejarah membagi masa pemerintahan Ustman ibn Affan menjadi dua periode, enam tahun pertama merupakan masa pemerintahan yang baik dan enam tahun terakhir adalah merupakan masa pemerintahan yang buruk.

  Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Ustman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Ustman hanya menyandang gelar Khalifah.

  Prestasi yang terpenting bagi Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar yang pada waktu itu disimpan oleh Khafsoh binti Umar. Manfaat dibukukan al-Qur`an pada masa Ustman adalah : 

a. Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang seragam ejaan tulisannya. 

b. Menyatukan bacaan, kendatipun masih ada perbedaannya, namun harus tidak berlawanan dengan ejaan mushaf Utsmani. 

c. Menyatukan tertib susunan surat surat menurut tertib urut yang kelihatan pada mushaf sekarang ini.

  Situasi politik pada masa akhir pemerintahan Ustman semakin mencekam dan timbul pemberontakan-pemberontakan yang mengakibatkan terbunuhnya Ustman. Ustman akhirnya wafat sebagai syahid pada hari jumat tanggal 17 Dzulhijjah 35 H/ 655 M. ketika para pemberontak berhasil memasuki rumahnya dan membunuh Ustman saat membaca alQuran. Persis seperti yang disampaikan Rasulullah perihal kematian Ustman yang syahid nantinya. Beliau dimakamkan di pekuburan Baqi di Madinah.


4. Khalifah Ali ibn Abi Thalib (35-40 H / 656-661 M)

  Peristiwa pembunuhan Utsman mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali Bin Abi thalib menjadi khalifah. Waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair Bin Awam dan Thalhah bin Ubaidillah memaksa beliau sehingga akhirnya Ali menerima baiat mereka. Menjadikan Ali satu-satunya khalifah yang di baiat secara massal. Karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda.

  Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dikatakan stabil. Peristiwa yang terkenal dalam masa Ali adalah terjadinya perang antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang tersebut terjadi di daerah bernama Siffin, sehingga perang ini disebut sebagai perang Siffin. Pada saat Mu’awiyah dan tentaranya terdesak Amr bin Ash sebagai penasehat Mu’awiyah yang dikenal cerdik dan pandai berunding, meminta agar Mu’awiyah memerintahkan pasukannya mengangkat mushaf alQur’an di ujung tombak sebagai isyarat berdamai dengan cara tahkim (arbitrase) dengan demikian Mu’awiyah terhindar dari kekalahan total.


  Sedangkan di masa sekarang ini banyak kita jumpai dakwah di media sosial, terutama di tiktok, facebook, youtube dan lainnya. Dakwah di media sosial adalah penyampaian pesan-pesan islam melalui aplikasi yang ada di media sosial.

Andres kapkin dan michel heinlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun diatas dasar ideologi dan teknologi. 


Jika ingin tau lebih jelasnya bisa klik di sini👇

https://ejournal.unisnu.ac.id/JI/article/view/1337

  Dan bukunya bisa cari penulis: Drs. Samsul Munir Amin M.A

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP PUSAT STUDI DAKWAH

Memahami konsep, tujuan, fungsi, dan prinsip studi kebijakan dakwah dan manajemen kelembagaan